Saibumi.com (SMSI), Lampung Selatan - Karantina Pertanian Lampung kembali lakukan penolakan terhadap 31 ekor sapi potong yang tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah asal.

Penanggungjawab Wilayah Kerja (Wilker) Bakauheni, Jublyana menyampaikan, bahwa tepat pukul 08.30 WIB pada Rabu, 19 Juli 2023. 

BACA JUGA: Perjalanan Kereta Api Kembali Normal, Pasca Kecelakaan KA Kuala Stabas di Blambangan Pagar

Saat petugas, tengah melakukan pemeriksaan rutin di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni mendapati truk fuso bermuatan sapi yang memalui tempat pengeluaran Pelabuhan Merak.

"Saat dimintai keterangan lebih lanjut, sopir tersebut tidak dapat menunjukan sertifikat kesehatan dari daerah asal, maka petugas langsung melakukan penahanan untuk dilakukan proses lebih lanjut," ungkap Jublyana, Kamis (20/7/2023). 

Kemudian, dari hasil pemeriksaan petugas, diketahui sapi tersebut merupakan sapi asal Bima, Nusa Tenggara Barat yang sebelumnya tidak habis terjual di Pulau Jawa. 

"Ternak tersebut rencananya akan dikirim ke Jambi," jelas Jublyana. 

Dilanjutkannya, setelah melalui proses pemeriksaan dan hasil perolehan keterangan dari sopir yang membawa ternak, akhirnya terhadap komoditas asal Pulau Jawa dilakukan penolakan ke daerah asal.

Tindakan ini merupakan langkah pencegahan dan pengawasan lalulintas hewan untuk mencegah penyebaran penyakit masuk ke Wilayah Sumatera. 

"Seperti diketahui sapi merupakan hewan dengan resiko tinggi penularan Antraks, Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD)," tuturnya. 

Tindakan pelaku telah melanggar Pasal 88 junto Pasal 35 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, 

"Dimana setiap pemasukan atau pengeluaran media pembawa dalam hal ini produk pertanian harus dilengkapi dengan sertifikat kesehatan hewan dari tempat asal dan dilaporkan kepada petugas karantina di tempat pemasukan," pungkasnya. (*)

BACA JUGA: Perjalanan Kereta Api Kembali Normal, Pasca Kecelakaan KA Kuala Stabas di Blambangan Pagar